Sunday, 28 September 2014

Lebih Sehat Mana, Mentega atau Margarin?

Ada berbagai pertanyaan yang banyak dilontarkan di berbagai forum fitness / kesehatan seputar kandungan nutrisi makanan tertentu berikut manfaat dan efek sampingnya bagi kesehatan.
margarin atau mentega Lebih Sehat Mana, Mentega atau Margarin?
Beberapa orang sudah mendapatkan jawabannya. Namun beberapa di antaranya masih belum percaya karena merasa belum ada penelitian ilmiah yang mendukung jawaban yang diberikan.
Nah, berikut ini Duniafitnes.com akan merangkum kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang paling sering muncul di forum dan milis kami. Tim redaksi pun akan berusaha memberikan jawaban terbaik berdasarkan penelitian dan pendapat para tokoh kesehatan dunia tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut. Berikut diantaranya:

Lebih Sehat Mana, Mentega atau Margarin?

Perbedaan mentega dan margarin terletak pada bahan bakunya. Mentega dibuat dari lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol diet maupun lemak jenuh yang tinggi. Sedangkan margarin biasanya terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit daripada mentega.
Mentega dan margarin mengandung jumlah kalori yang kurang lebih sama (sekitar 600 kalori per satu sendok makan). Namun, mentega mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Kedua elemen tersebut dapat menempatkan Anda pada risiko penyakit jantung.
Berbeda dengan margarin yang dibuat dari minyak nabati sehingga kandungan lemak jenuhnya lebih rendah dan (kebanyakan) tidak mengandung kolesterol.
Ada alternatif lain selain mentega dan margarin, yakni menggunakan minyak kanola atau zaitun. Bisa juga memilih produk olesan lain yang diperkaya dengan sterol dan stanol dari tumbuhan yang berfungsi menghambat produksi kolesterol dalam tubuh, seperti yang terdapat pada selai kacang.
Catherine Saxelby seorang ahli gizi di Foodwatch Nutrition Centre, Australia, mengatakan bahwa rasa olesan dan bentuknya mempengaruhi seseorang untuk memilihnya. “ Banyak orang lebih memilih mentega daripada margarin karena aroma mentega lebih menggoda. Pengguna mentega pun rela mengonsumsinya banyak-banyak karena rasanya yang sedap di lidah,” tambah Saxelby.
“Demi kesehatan, sebaiknya Anda mulai membatasi konsumsi mentega dan gunakanlah bahan olesan yang lebih sehat,” tukasnya.

Makan Telur, Bikin Sehat atau Kolesterol Tinggi?

Telur memang mengandung kolesterol, terutama di bagian kuning telurnya. Sedangkan bagian putih telur tidak mengandung kolesterol tapi sangat kaya akan protein. Australian Nutrition Foundation menyampaikan bahwa telur masih bisa dimasukkan ke dalam menu makanan sehat. Untuk menjaga kadar kolesterol tetap aman, sebaiknya konsumsi kuning telur tidak lebih dari 4 butir seminggu. Sedangkan untuk putih telurnya bisa dikonsumsi setiap hari. Metode mengolahnya pun sebaiknya direbus bukan digoreng.

Karbohidrat dapat Menambah Berat Badan?

Sejatinya kondisi ini tergantung pada nilai GI (Indek Glikemik) dalam makanan yang Anda konsumsi. Karbohidrat ber-GI tinggi cenderung diserap lebih cepat oleh tubuh dan memicu naiknya gula darah. Ketika gula darah naik maka kadar insulin tubuh pun ikut naik. Naiknya insulin ini sering dihubungkan dengan percepatan proses penimbunan lemak dalam tubuh. Karbohidrat ber-Gi tinggi biasanya terdapat pada nasi putih, kue kering, roti tepung, kue dan masih banyak lagi.
Sedangkan karbohidrat ber-GI rendah akan diserap lebih lambat. Artinya, ia akan menyuplai kebutuhan tubuh akan karbohidrat secara berkala, mencegah naiknya kadar gula darah dan insulin sehingga lebih aman dikonsumsi ketika sedang berdiet. Karbohidrat ber-GI rendah biasanya terdapat pada, gandum dan olahannya, nasi merah, ubi, dan masih banyak lagi.

Air Es Bikin Perut Buncit, Benarkah?

Untuk menjawab hal ini Anda harus bisa membedakan antara perut manusia dengan lemari es. Jika Anda memasukkan es ke dalam kulkas dan 10-15 menit kemudian Anda keluarkan maka air es itu akan tetap dingin atau bahkan beku.
Berbeda ketika Anda memasukkan air es ke dalam mulut Anda. 10-15 menit kemudian ketika Anda buang air kecil apakah air es itu tetap dingin? Tentu tidak! karena tubuh Anda sudah menghangatkannya. Nah, proses menghangatkan air es ini membutuhkan kalori, yang artinya tubuh Anda menggunakan lebih banyak kalori untuk menghangatkan es tersebut.
Sekarang kita kembali ke prinsip diet bahwa untuk menurunkan berat badan Anda harus menggunakan lebih banyak kalori, bukan? Makin banyak kalori dibakar makin besar peluang untuk mendapatkan tubuh ideal.
Tapi sekali lagi minum air es saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan. Anda tetap perlu menjaga pola makan dan melakukan latihan. So, ga perlu takut buncit minum air es.

Cokelat & Makanan Berlemak Picu Jerawat?

Tentu tidak. Kulit Anda berjerawat karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan juga karena kotoran yang terlalu lama menempel di permukaan kulit. The Australian College of Dermatologi mengatakan bahwa, makanan berlemak, cokelat, junk food, minuman bersoda, susu dan olahannya bukanlah makanan penyebab jerawat.

1 Apel Tiap Hari Cegah Penuaan?

Benar. Apel kaya akan vitamin C. Selain itu buah ini juga diperkaya dengan flavonoid, antioksidan yang akan melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Para peneliti dari Wolfson Center for Age Related Diseases di Kings College Inggris menemukan, makanan yang mengandung banyak flavonoid bisa menghambat penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia.
Hebatnya lagi, apel adalah salah satu buah yang bebas kolesterol, rendah kalori dan sumber serat yang baik. Cocok dikonsumsi semua orang yang mendambakan tubuh sehat dan langsing.

0 comments: